“...Yang Aku Perjuangkan, Yang Kau Abaikan...”
Setiap orang punya kisahnya masing-masing. Dalam kisahnya,
ia harus berjuang, berdiam dan menunggu pun juga adalah bagian dari perjuangan.
Menunggu. Itulah yang selama ini kulakukan, sebagai wujud dari perasaanku yang
entah mengapa masih ingin memperjuangkanmu.
Aku tahu, setiap malamku selalu kuisi dengan kenangan dan
ingatan. Kenyataan yang harus kuterima, kau tak ada di sampingku, entah untuk
menenangkan sedihku dan merangkul kesepianku. Dengan sikapmu yang tidak peka
seperti itu, mengapa aku masih ingin memperjuangkanmu? Aku tak tahu, jadi
jangan tanyakan padaku mengapa aku juga bisa mencintaimu dengan cinta yang yang
tak benar-benar kupahami.
Ada perasaan rindu yang tidak benar-benar aku ungkapkan. Rindu
yang kudiamkan, terlalu sibuk dalam penantian hingga berakhir pada air mata.
Apakah kau tahu hal itu? Tentu tidak, kau tidak memedulikanku sedalam aku
memedulikanmu. Tak ada cinta di matamu, sedalam cinta yang kupunya. Tapi,
dengan kebutaan dan kebisuan yang kupunya, aku masih ingin mempertahankan “aku
dan kamu yang belum menjadi KITA” yang sebenarnya membuahkan sakit bagiku.
Kekhawatiranku, yang tak pernah kuceritakan padamu, tentu
tak pernah kau pikirkan. Ketakutanku membungkam segalanya. Apakah kamu pantas
diperjuangkan sejauh ini? Akankah kebersamaan ini punya akhir bahagia?
Aku takut... aku takut dengan banyak hal yang diam-diam
menyerang aku maupun kamu dari belakang. Kebersamaan aku dan kamu yang belum
menjadi KITA, yang memang tak berjalan dengan mudah ini cukup membuatku lelah.
Aku ingin berhenti memperjuangkanmu. Aku lelah dihantui kabut hitam yang
menodai pencarianku selama ini. Aku inginkan matahari, bukan mendung seperti
ini.
Di mana kamu ketika aku inginkan kamu di sini? Kemana
larinya kamu ketika aku berjuang untuk satu-satunya makhluk yang kupikir bisa
memberiku kebahagiaan nyata? Seringkali kumaafkan ketidakhadiranmu, seringkali
kumaklumi kesalahanmu, dan selalu kuberikan senyum terbaik ketika sesungguhnya
aku ingin menangis.
Ini semua perjuanganku untuk mempertahankanmu, apakah sudah
cukup menghilangkan ketidakpekaanmu? Inilah perjuanganku, yang selama ini
selalu kau abaikan. Apakah hatimu sedikit tersentuh?
Mr. Emon ~ JR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar