“...Mengapa Oh Mengapa...”
(Banjarmasin,
23 Desember 2013)
Untuk kesekian kalinya
aku dan kamu bersama mereka menghabiskan malam untuk menyusuri jalan. Aku tak
pernah menyangka kamu lebih cepat daripada kereta api ketika diajak
jalan-jalan. Mungkin karna faktor hati yang ingin cepat bertemu dengan pujaan
hati. Eyyyaaaa, hahaha. Sebelum aku dan teman-temanku siap-siap untuk berangkat
kamu sudah nongol aja didepan kos ku. Betapa tidak terkejut, kamu datang
secepat kilat.
Walaupun malam itu aku
sangat kesal karena ditinggal kamu lebih dulu. Dan aku harus lewat jalan lain,
karna terpisah. Kenapa ngga nunggu aku. Aku kesal tau. Harus muter-muter
jauuuhhhhh. Cape. Tapi, entah kenapa saat aku melihat kamu, aku tidak bisa
marah, walaupun sebelumnya aku sangat kesal karna ditinggal. Kamu memang
benar-benar magic bagiku.
Aku ingin jalan bareng
disamping kamu, tapi aku malu. Aku sudah lama tidak dekat dan jalan dengan
laki-laki. Aku tidak berani. Aku gugup. Aku takut. Saat kamu ngambek, entah
beneran ngambek atau Cuma pura-pura aku gak tau. Sebenarnya aku bukanlah orang yang pandai
membujuk seseorang. Yang ada aku ikut-ikutan ngambek juga. Tapi aku ga tegaan.
Seperti kebanyakan
orang, kalau ke Mall itu, ya fotobox. Tapi sebelumnya, kamu malah mengajak kami
ke Time Zone. Main basket? Emang bisa? Sebenarnya aku suka main basket, kalau
ke sana aku sering main basket dengan kakak ku. Tapi entah kenapa, malam itu,
mood ku kurang bagus untuk di ajak ke Time Zone. Makanya aku memilih untuk
keluar dari area itu, menunggu diluar. Kalaupun masuk kedalam, aku terpaksa.
Gara-gara ga ada teman.
Untuk pertama kalinya,
malam itu aku memegang lenganmu. Awalnya aku ragu, tapi aku harus membujukmu
untuk foto berdua. Terpaksa? Ga juga. Aku malah senang. Aku ingin melihat kamu
bahagia.
Malam itu juga, untuk
kedua kalinya aku, kamu dan mereka makan malam bersama. Sebenarnya aku canggung
makan berhadap-hadapan dengan kamu, aku lebih suka kamu duduk disampingku
seperti makan malam pertama pertemuan kita. Kalau hadap-hadapan jadi Kurang menikmati
makanan yang ada didepan mata. Tapi harus makan, karna malam itu sebelum
berangkat jalan, lambungku sudah perih, maag ku kambuh, hanya saja ku tahan.
Berapa uang yang kamu
habiskan untuk membayar kami makan, aku tak enak, aku tak berharap dibayarin.
aku punya uang sendiri. Aku bisa bayar sendiri. Berhubung kamu tidak ingin uang
kamu diganti, aku hanya bisa mengucapkan banyak-banyak terimakasih untuk
semuanya. Terimakasih atas waktunya malam itu.
Setelah malam itu kita
mulai akrab dan semakin dekat, akhirnya kuberanikan diri untuk menyapa mu lebih
dulu lewat pesan singkat. Dan terus berlanjut, hingga aku tak bisa lagi
membendung rasaku. Ku coba mengutarakan apa yang kurasakan. Ternyata kamu
menyambutnya dengan baik. Setelah itu, kita selalu kabar-kabaran. Kaya sudah
jadian aja, padahal jadian aja ga. hahaha
(26 Desember 2013)
Sehari sebelumnya, aku
membuat kue brownies buat kamu. Aku harap kamu menyukainya. Alhamdulillah kalau
kamu suka kue buatan ku. Aku senang. Terimakasih Mr. Emon, kau sudah hadir di
kehidupanku dan mengisi kekosongan hari-hariku. Ku harap ini akan berlanjut
ketahap yang lebih serius lagi. Aku menyayangi mu Mr. Emon ku.
Setiap bertemu kamu,
ketika harus berpamitan, aku sering mengatakan ini padamu, “sudah, kamu pulang
aja” sebenarnya dibalik kata-kata itu aku sangat berharap kamu tetap ada di
tempat itu beberapa menit lagi. Dan seringkali kamu bilang “ngusir ya, yakin
nih nyuruh aku pulang”. Sebenarnya aku tak ingin kamu pulang. Saat aku mulai
melayangkan motorku, aku berharap kamu mengikutiku dibelakang. Tapi, nyatanya
tidak. Kamu benar-benar pulang. Aku sedih. Tapi aku senang bisa bertemu
denganmu.
Bertahanlah lebih lama
denganku Mr.Emon ~ JR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar