Senin, 17 Maret 2014

"...Sama Saja..."



“...Sama Saja...”
Kamu datang membawa banyak harapan, membawa banyak janji lewat bisikan. Kau hangatkan hatiku dengan yang dingin dengan sesuatu yang kau sebut cinta. Kau genggam lembut perasaanku dengan sesuatu yang kau sebut kisah nyata. Lalu, sosokmu masuk dalam hidupku; membawa warna berbeda dalam hari-hariku.
Aku sudah bosan dengan mata bengkak karena menangis, sudah bosan melamun karena disakiti, dan sudah bosan merasa lelah karena terlalu sering dibuat menunggu. Kamu bisikan sesuatu di telingaku, “aku tidak akan seperti dia, tukang PHP.” Kamu berjanji tak akan menyakitiku dan selalu membuatku tersenyum.
Mr. Emon, aku sangat mempercayaimu. Ketika kau datang membawa sesuatu yang menarik, mataku terlalu silau untuk mengawasi gerak-gerikmu. Pesonamu terlalu berkilau hingga membuatku buta segala. Hatiku kau kendalikan, perasaanku kau eratkan, dan hatiku kau permainkan. Pelan-pelan, kamu semakin masuk ke dalam hidupku, kamu juga terlibat dalam nasibku. Kita semakin dekat karena percakapan serta kata-kata manismu dalam setiap obrolan bodoh kita di pesan singkat.
Setiap malam, kau menghujaniku dengan kata-kata manismu menghangatkan malam-malam ku dengan candaanmu, mengangkatku dengan kebahagiaan yang kau janjikan, dan membawaku terbang ke mimpi-mimpi yang pernah kita rancang dengan begitu teliti dan teratur. Hadirmu membuat aku percaya bahwa cinta tak melulu soal air mata. Aku begitu mudah merasa nyaman denganmu, begitu mudah merasa bahwa kamu adalah pengobat lukaku. Kuikuti permainanmu, permainan yang tak kuketahui peraturannya. Aku masuk tanpa persiapan, ketika kau bawa aku berlari, berjalan, dan berhenti; aku masih tetap merasa baik-baik saja. Padahal, diam-diam, kau sedang merancang sesuatu. Sesuatu yang ujung-ujungnya malah menyakitkan.
Kamu pernah berkata, bahwa sosokku telah membuatmu menjatuhkan hati kepadaku. Kamu seperti menjanjikan kita yang bahagia, yang nyata, yang tanpa luka. Tapi, nyatanya? Kamu mengingkari janji-janji yang sempat membuatku berharap lebih.
Kamu sama saja, Mr. Emon. Sama seperti yang lainnya, yang memilih pergi; saat aku sedang cinta-cintanya. Walaupun aku tau keputusanmu untuk meninggalkanku adalah untuk fokus kuliah, tetapi haruskah sesakit ini.
(To: Mr. Emon ~ JR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar