Rabu, 05 Maret 2014

"...Apakah Aku Jatuh Cinta???..."



Baru Proses Belajar Menulis ckckck 
“...Apakah Aku Jatuh Cinta???...”
Udara dingin yang menusuk kedalam tulang, gemirisik dedaunan yang diterpa angin malam, jalanan yang dipenuhi genangan air karena langit yang tidak henti-hentinya menangis tadi sore. Aku dan lima orang temanku memutuskan untuk keluar jalan-jalan pada malam itu. Dengan tiga buah sepeda motor, kamipun segera meluncur, menerobos dinginnya malam dan genangan air hujan.
“kalian mau kemana dulu? Ke Mall atau ngisi perut dulu?’’ tanyaku setengah berteriak, karena harus bersaing dengan suara-suara mobil dan sepeda motor yang sangat bising dan mengeluarkan asap yang sangat mengganggu pandanganku dan penciumanku.
“aku sih terserah kamu aja, maunya kemana dulu, kalo yang lain pasti ngikut aja” sahut Nining, juga setengah berteriak, disertai anggukan kecil dari yang lainnya.
“baiklah” sahutku sambil menggas sepeda motorku dengan cepatnya, layaknya seorang pembalap. Tapi ga ugal-ugalan sih. Hee
Sepanjang jalan aku hanya bisa tertawa melihat tingkah dua orang temanku, Si Juli yang membawa sepeda motornya dengan sangat cepat, dan agak ugal-ugalan layaknya pembalap profesional, sehingga membuat Ena berteriak-teriak ga jelas. Dia berusaha membalapku, dan benar saja dia berhasil membalapku. Disusul oleh Nining dan pacarnya. Aku dan Lina tertinggal jauh, karna ga berani cepat-cepat soalnya macet.
“Lina, emangnya mereka tau jalan disini?” tanyaku.
“ga tau juga aya, paling-paling mereka nungguin kita juga kok dipersimpangan” sahut Lina.
Benar saja, mereka berhenti di persimpangan, karna ga tau jalan.
“kenapa berhenti?” tanyaku sambil tertawa kecil.
“nungguin kamu lah, masa iya ditinggal, lagian kami juga ga tau jalan ke Mall” sahut Ena sambil terus memukul-mukul Juli. Mungkin karna Ena kesal gara-gara Juli bawa motornya ngebut.
          Setelah memarkirkan sepeda motor, kami ber enam segera masuk ke dalam Mall. Menyusuri setiap toko-toko yang menjual berbagai macam barang, dari pernak-pernik hingga perabot rumah tangga. Tak ada satu barangpun yang kami beli, kami hanya sekedar cuci mata aja. Setelah lelah muter-muter di Mall. Sepertinya makhluk kecil dalam perut kami mulai demo. Kamipun segera beranjak dari Mall menuju warung makan langganan keluargaku. Karna tidak ada pilihan lain lagi. Mereka ngikut aja kemana aku pergi. Kaya emak-emak lagi bawa anaknya aja. Hahahaha
Sebenarnya, aku tidak mengenal sosok Juli. Karna baru pertama kali aku bertemu dengannya. Karna Juli adalah teman Nining, Ena dan Lina. Di warung makan inilah aku mulai akrab dengan Juli. Sebelumnya aku tak pernah senyaman ini ngobrol dengan cowok. Biasanya aku selalu jaim, jaga image maksudnya.
“kalian mau pesan apa, biar aku yang nulisnya’’ kataku sambil mengambil kertas menu yang ada dimeja dan menulisnya di kertas pesanan.
“aku pesan nasi goreng special, trus minumnya jeruk hangat aja ya’’ kata Juli.
“aku sama kaya Juli ya, tapi minumnya es teh aja” sahut Lina.
“aku nasi goreng yang biasa aja, minumnya samain Lina ya” kata Ena.
“Nining sama putra pesan apa?’’ tanyaku lagi.
“Kami samain aja kaya dipesan Ena” sahut Nining dan Putra.
“ok, sip. Massss!!!” teriak ku memanggil pelayannya. “cepat ya mas” kataku seraya tersenyum kecil.
“beres neng, ditunggu ya” sahut pelayannya dengan senyum mengembang dan tawa yang renyah.
 Biasalah, kebiasaan anak muda jaman sekarang, dimana-mana selalu jeprat jepret. Dan itu adalah hal yang sangat lumrah menurutku. Begitulah juga yang kami lakukan. Aku minta foto bertiga dengan Putra dan Juli. Sekali lagi, aku tak pernah seakrab itu dengan anak cowok. Soalnya aku pemalu. Entah kenapa malam itu semuanya terasa berbeda.
Makanan yang kami pesan pun datang, setelah melahap habis. Kami segera pulang, mengingat jam sudah menunjukkan pukul 21.45 dan sebentar lagi pagar kos akan dikunci. Karna jalanan sudah mulai lengang tidak macet, kamipun meluncur dengan cepatnya. Sesampainya didepan kos, Lina bergegas membukakan pagar.
“Alhamdulillah, ga di kunci” kataku lega sambil mengelus dada.
Sesampainya di kamar kos, aku segera mengambil air wudhu, dan melaksanakan shalat Isya. Setelah selesai, secepat kereta ekspres kulahap kasur dan bantal yang mungkin dari tadi sudah merindukan pemiliknya. Sebelumnya, kusempatkan untuk melihat-lihat foto yang ada di handphoneku. Entah kenapa mataku tertuju pada satu foto yang terus kupandang sekitar lima menit lamanya. Foto itu, iya, foto dimana ada aku dan Juli duduk bersebelahan, foto ini bagaikan magic, membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Ada apa ini??? Apakah aku ada rasa dengannya??? Apakah aku jatuh cinta lagi??? Ah, mungkin terlalu cepat aku mengartikan rasa ini.
Setengah jam telah berlalu, tapi mataku enggan menutup kelopaknya. Aku terjaga hingga jam menunjukkan pukul 00.30. Tak biasanya aku tidur selarut ini. Padahal besok aku harus masuk kuliah pagi. Aku terus memandangi langit-langit kamar kos yang dipenuhi dengan hiasan.  Sebenarnya apa yang terjadi pada diriku Ya Allah, tak biasanya aku seperti ini. Gumamku.
Jika memang ada rasa yang tiba-tiba muncul dipermukaan, kuharap ini hanya sekedar rasa suka biasa saja, tidak lebih. Karena aku takut, iya, aku takut jatuh dijurang yang sama hanya karna cinta yang semu. Aku tak tau harus bagaimana menghadapi rasa yang semakin hari semakin menjadi-jadi.
Ya Allah,,
Jika aku jatuh cinta,,
Jatuhkan lah hatiku kepada laki-laki yang terbaik menurutMu..
Yang bisa mendekatkanku kepadaMu..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar