Rabu, 11 Desember 2013

Topik, Tema, Judul dan Transliterasi Arab Latin



TUGAS BERSTRUKTUR                       DOSEN PENGASUH
            Bahasa Indonesia                                      Dra. Noor Adeliani



                         

“Topik, Tema, Judul dan Transliterasi Arab Latin”



    Oleh Kelompok 6
Nurlina                          1101160233
Norlaila Hayati              1101160228
                       Rahmi                            1101160238
                       Siti Zaleha                      1101160248
                             Rialita                            1101160243



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI ANTASARI
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
BANJARMASIN
2012


KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم

            Segala Puji Bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
            Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada kami, sehingga makalah ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah ini berjudul “Topik, Tema, Judul dan Transliterasi Arab Latin”.
            Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dra. Noor Adeliani yang telah membimbing kami dalam membuat makalah ini sehingga kami dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam membuat makalah.
            Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan memotivasi kami untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.
            Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal a’lamiin.

                                                                                    Banjarmasin, 22 Juni 2012

                                                                                                     Penulis

 

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sehari-hari kita mengenal istilah tema, topik dan judul dalam pembuatan sebuah karangan baik itu dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing. Tema dan topik sangat dibutuhkan dalam pembuatan kerangka tulisan, karena tema dan topik sebagai acuan dalam pengambilan data-data untuk di tuangkan ke sebuah tulisan. Tema dan topik juga berperan untuk pembatas agar sebuah tulisan tidak melenceng dari apa yang diinginkan dan menghasilkan sebuah karangan yang diinginkan oleh sang penulis. Sedangkan judul diartikan sebagai ujung tombak sebuah karangan, karena dengan judul yang menarik minat pembaca akan menimbulkan rasa penasaran dang ingin membaca karya tersebut. Tema, topik dan judul sangat penting untuk mencapai sebuah karangan/tulisan yang baik dan menarik.
Transliterasi Arab Latin atau alih aksara adalah salah satu program penelitian untuk mencapai rumusan yang lebih baik. Transliterasi ditujukan untuk semua Bangsa dalam menuliskan bahasanya,karena tidak ada pedoman yang baku yang dapat dipergunakan oleh masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah :
1.      Tema
2.      Topik
3.      Judul
4.      Tranliterasi Arab Latin




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tema
a.       Pengertian Tema
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Tema akan menentukan arah tulisan atau tujuan dari penulisan artikel. Menentukan tema berarti menentukan apa masalah sebenarnya yang akan ditulis atau diuraikan oleh penulis. Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan.
Dalam menulis cerpen, puisi, novel, karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan harus memiliki sebuah tema. Tema adalah hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut. Tema juga merupakan persoalan utama yang diungkapkan oleh pengarang dalam sebuah karya seperti cerpen dan novel. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa tema sebagai satu gagasan, fikiran atau persoalan utama yang mendasari sebuah karya sastra dan terungkap secara eksplisit atau implisit.
b.      Syarat Tema yang Baik
1.      Tema harus menarik perhatian penulis.
2.      Tema dikenal/diketahui dengan baik.
3.      Bahan-bahannya dapat diperoleh.
4.      Tema dibatasi ruang lingkupnya.



c.       Sumber Tema
Sumber Tema dapat berupa :
1)      Pengalaman
2)      Penelitian atau pengamatan
3)      Pendapatan atau keyakinan
4)      Daya khayal atau imajinasi (khusus karangan fiksi)
B.     Topik
a.       Pengertian Topik
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, topik adalah pokok pembicaraan dalam diskusi, ceramah, karangan dan sebagainya. Topik dapat juga disebut sebagai bahan pembicaraan atau hal yang menarik perhatian umum. Topik juga dapat didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga tahap awal dalam proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah.
Topik berasal dari bahsa Yunani “topoi” adalah inti utama dari seluruh isi tulisan yang hendak disampaikan atau lebih dikenal dengan topik pembicaraan. Topik adalah hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan. Terdapat beberapa kriteria untuk sebuah topik yang dikatakan baik, diantaranya adalah topik tersebut harus mencakup keseluruhan isi tulisan, yakni mampu menjawab pertanyaan masalah apa yang hendak ditulis. Ciri utama dari topik adalah cakupan permasalahan masih bersifat umum dan belum diuraikan secara lebih mendetail.
Topik bisa terdiri dari satu dua kata yang singkat, dan memiliki persamaan serta perbedaan dengan tema karangan. Persamaannya adalah baik topik maupun tema keduanya sama-sama dapat dijadikan sebagai judul karangan. Sedangkan, perbedaannya ialah topik masih mengandung hal yang umum, sementara tema akan lebih spesifik dan lebih terarah dalam membahas suatu permasalahan.
b.      Syarat Topik yang Baik
Syarat topik yang baik bisa dilihat dari 2 segi, yaitu :
1.      Bagi penulis, topik yang baik yaitu berbasis pada kompetensi penulisnya yaitu sesuai dengan :
-          Bidang keahlian.
-          Bidang studi yang didalami.
-          Pengalaman penulis: pengalaman kerja, praktek dilapangan, penelitian, partisipasi dalam suatu kegiatan ilmiah.
-          Bidang kerja atau profesi.
-          Karakter penulis (baik, cerdas, inovatif, kreatif).
-          Temuan yang pernah diteliti.
-          Kualifikasi pengalaman: nasional, internasional.
-          Kemampuan memenuhi tuntutan masyarakat pembacanya.
-          Kemampuan memenuhi target kebutuhan segmen pembacanya, dan
-          Temuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan pembacanya.
2.      Bagi pembaca, topik itu baik jika layak dibaca. Artinya, topik tersebut dapat mengembangkan kompetensi pembacanya, yaitu sesuai dengan:
-          Tuntutan pembaca untuk mencapai target informasi yang diharapkan.
-          Upaya pembaca untuk meningkatkan kecerdasan, kompetensi pengembangan akademik dan profesi.
-          Ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditekuni pembacanya.
-          Pengembangan dan peningkatan karier dan profesinya.
-          Upaya mempertajam dan memperhalus rasa kemanusiaan.
-          Upaya mempertajam dan memperluas daya nalarnya.
-          Sesuai dengan kebutuhan informasi iptek yang diperlukan, dan sebagainya.


Namun, jika ditinjau secara umum syarat topik yang baik yaitu:
1)      Menarik untuk ditulis dan dibaca.
2)      Diskusi dengan baik oleh penulis minimal prinsip-prinsip ilmiah.
c.       Pembatasan Topik
Pembatasan sebuah topik mencakup konsep, variabel, data, lokasi atau lembaga dan waktu pengumpulan data. Topik yang terlalu luas menghasilkan tulisan yang dangkal, tidak mendalam, dan tidak tuntas. selain itu, pembahasan menjadi panjang, namun tidak berisi. Sebaliknya, topik yang terlalu sempit menghasilkan tulisan yang tidak (kurang) bermanfaat bagi pembacanya. Selain itu, karangan menjadi sulit dikembangkan, tidak menarik untuk dibahas ataupun dibaca. Maka dari itu, pembahasan topik dilakukan secara cermat, sesuai dengan kemampuan, tenaga, waktu, tempat, dan kelayakan yang dapat diterima oleh pembacanya.
d.      Fungsi pembatasan topik
a.       Pembatasan memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topik itu benar-benar diketahuinya.
b.      Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah
C.     Judul
a.       Pengertian Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Dalam artikel, judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada yang mendefinisikan judul adalah lukisan singkat suatu artikel. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema. Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu.
b.      Judul yang Baik
1.      harus relevan, yaitu harus mempunyai pertalian dengan temanya.
2.      Harus provokatif, yaitu harus menarik dengan sedemikian rupa.
3.      Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang panjang.
c.       Ciri-ciri Judul
a)      Harus berbentuk frasa
b)      Tanpa adanya singkatan atau akronim
c)      Awalan kata harus huruf kapital, kecuali preposisi dan konjungsi
d)     Tanpa tanda baca di akhir judul
e)      Menarik perhatian
f)       Logis
g)      Sesuai dengan isi
h)      Judul harus asli, relevan, proaktif, dan singkat.

D.    Transliterasi Arab Latin

1.       Pengertian  Tentang Transliterasi
Alih adalah pindah atau ganti transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih hurufan  dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Menurut kamus besar Indonesia Transliterasi atau alih huruf adalah penggantian huruf dari huruf abjad yang satu ke abjad yang lain (terlepas dari lafal bunyi kata yang sebenarnya). Jadi, transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf kejenis huruf lainnya, misalkan alih aksara dari aksara jawa kehuruf latin dari aksara arab kehuruf latin.
Beberapa penulis menggunakan sumber bahasa inggris beserta alih aksaranya. Dalam bahasa inggris yang sering digunakan adalah alih aksara Qalam, kadang-kadang perbedaan alih aksara ini dengan alih aksara kritis Indonesia menimbulkan kesalahpahaman dan kekeliruan pembacaan. Contoh alih aksara Qalam (Inggris), Omar, Hadits. Alih aksara kritis Indonesia, Uts, Mar, Hadits.


2.       Penyerapan Kata Dalam Transliterasi
Kata dari bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyederhanaan atau perubahan, baik dalam hal penulisan maupun pengucapannya. Sebagai contoh, huruf ق (qaf) pada Irak, Ya’kub, akhlak, fikih, kadar, dan kaidah telah diserap menjadi K. Sedangkan pada Qur’an dan Masjidil Aqsa tetap bentuknya dan dialihaksarakan sebagai Q.
Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan antara alih aksara dan kata serapan tersebut.
No.
Penulisan Arab
Alih aksara kritis
Alih aksara diplomatik
Perubahan
Kata dari alih aksara kritis
Kata serapan
1.
عَ
‘a
‘a
A
Assalamu’alaykum, ‘Ashr, ‘Abdullah, ‘Abdul Muththalib, ‘Aisyah, ‘Amr,
Assalamualaikum, Ashar, Abdullah, Abdul Muttalib,
2.
عِ
‘i
‘i
I
‘Isa, ‘Isya’, ‘Idul Fithri, ‘Idul Adhha, al-’Iraq, dhu’afa’, dha’if, adh-Dha’ifah
Isa, Isya, Idul Fitri, Idul Adha, Irak, duafa, dhaif, adh-Dhaifah
3.
عُ
‘u
‘u
U
‘Umar ibn al-Khaththab,
Umar bin Khattab,
3.      Pedoman Transliterasi Arab ke Latin
Pembakuan pedoman Transliterasi Arab-Latin dengan mengikuti prinsip sebagai berikut :
1)      Sejalan dengan ejaan yang disempurnakan (EYD).
2)      Huruf Arab yang belum ada padanannya dalam huruf Latin dicarikan padanan dengan cara member tambahan tanda diakrik, dengan dasar “satu fonem satu huruf” .
3)      Pedoman transliterasi diperuntukkan bagi masyarakat umum.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama Republik Indonesia, Menteri Pendidikan dan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia No. 158/1987 dan No. 0543 b/U/1987, tertanggal 22 Januari 1998 tentang tentang transliterasi huruf Arab kedalam huruf Latin adalah sebagai berikut.
a)      Konsonan Tunggal
Huruf Arab
Nama
Huruf Latin
N a m a
ا
alif
tidak dilambangkan
Tidak dilambangkan
ب
ba
b
-
ت
ta
t
-
ث
sa
s
s (dengan titik di atas)
ج
jim
j
-
ح
ha’
h
h (dengan titik di bawah)
خ
kha’
kh
-
د
dal
d
-
ذ
zal
ż
z (dengan titik di atas)
ر
ra
r
-
ز
za
ż
-
س
sin
s
-
ش
syin
sy
-
ص
sad
s
s (dengan titik di bawah)
ض
dad
d
d (dengan titik di bawah)
ط
ta
t
t (dengan titik di bawah)
ظ
za
z
z (dengan titik di bawah)
ع
‘ain
koma terbalik ke atas
غ
gain
g
-
ف
fa
f
-
ق
qaf
q
-
ك
kaf
k
-
ل
lam
l
-
م
mim
m
-
ن
nun
n
-
و
wawu
w
-
ه
ha
h
-
ء
hamzah
َ
apostrof
ي
ya’
y
-
b)      Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda syaddah, ditulis rangkap.
contoh :
ا حـمد يـٌٌـه ditulis Ahmadiyyah
c)      Ta’ Marbutah di Akhir Kata
Translitrasi untuk ta marbutah ada dua yaitu :
  • ta marbutah yang huruf hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah dan dammah transliterasinya adalah t.
Contoh : كرا مـة الأ وليـاء ditulis karamatul-auliya’
  • ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun transliterasinya adalah h, kecuali untuk kata-kata Arab yang sudah terserap menjadi Bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya.
جـما عـة ditulis jama’ah
Dibawah ini beberapa contoh transliterasi Arab Latin yang melibatkan ta’ marbutah di akhir kata.

Transliterasi
Transkipsi waqaf
Kata serapan
haqiqat
haqiqah
hakikat
mu’amalat
mu’amalah
muamalat, muamalah1
mu'jizat
mu'jizah
mukjizat
musyawarat
musyawarah
musyawarat, musyawarah1
ru'yat
ru'yah
rukyat,1 rukyah
shalat
shalah
Salat
surat
surah
surat,2 surah1, 3
syari'at
syari'ah
syariat,1 syariah
d)     Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis u.

e)      Vokal Panjang (Maddah)
a panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī dan u panjang ditulis ū, masing-masing dengan tanda hubung (-) di atasnya.
f)       Vokal Rangkap
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
ي+…
fathah dan ya
ai
a dan i
و+…
Fathah dan wawu
au
a dan u

  1. Fathah + ya’ mati ditulis ai, contoh :
بيـنكـم ditulis bainakum,
  1. Fathah + wawu mati ditulis au, contoh :
قـو ل ditulis qaul
g)      Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof (‘)
أانتـم ditulis a’antum مؤ نـث ditulis mu’annas
h)      Kata Sandang Alif + Lam
Dalam transliterasinya kata sandang dibedakan antara kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dengan kata sandang yang diikuti huruf qamariyyah.
  1. Bila diikuti huruf Qamariyyah, contoh :
القـران ditulis al-Qur’an القيـاس ditulis al-Qiyas
  1. Bila diikuti huruf Syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta menghilangkan huruf l (el)-nya.
السـماء ditulis as-Sama الشـمس ditulis asy-Syams
i)        Penulisan Huruf Kapital
Dalam huruf Arab tidak dikenal huruf kapital, tetapi dalam transliterasi huruf kapital tetap digunakan. Pengunaan huruf kapital sesuai EYD.
Huruf kapital digunakan untuk penulisan huruf awal, nama diri, dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf besar tetap huruf awal nama diri, bukan huruf awal kata sandangnya.
Contoh : Wa mā Muhammadun illā rasul
j)        Kata dalam rangkaian Frasa dan Kalimat
Pada dasarnya setiap kata, baik fi’il, isim maupun huruf ditulis terpisah. Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua cara bisa dipisah kata per kata dan bisa dirangkaikan.
  1. Ditulis kata per kata, contoh :
ذوى الفـروض ditulis zawi al-furud
  1. Ditulis menurut bunyi atau pengucapan dalam rangkaian tersebut, contoh :
أهـل السـنه ditulis ahl as-Sunnah
شـيخ الاسـلام ditulis Syaikh al-Islam atau Syaikhul-Islam

Transliterasi
Transkripsi
Abd Allah
Abdullah, Abdillah, Abdallah
Nashir al-Din
Nashiruddin
Sidrat al-Muntaha
Syu'ab al-Iman
Syu'abul Iman
Kitab al-Mi'raj
Kitabul Mi'raj
Musnad al-Kabir
Musnadul Kabir

k)      Kata Sandang “Al”
Kata bahasa Arab dengan kata sandang “Al” dapat ditulis dengan atau tanpa Penulisan “Al” tanpa tanda hubung dilakukan dalam Al Qur'an dan Terjemahnya Edisi Revisi tahun 1989. Pada tahun 2002, dilakukan revisi kembali sebagai Al-Qur'an dan Terjemahnya. Dalam revisi terakhir ini, al ditulis dengan tanda hubung
Tanpa tanda hubung
Dengan tanda hubung
Al Qur'an
Al-Qur'an
Al Fatihah
Al-Fatihah
Al Kitab
Al-Kitab

Ditulis berdasarkan alih aksara (transliterasi) atau alih bunyi (transkripsi). Transliterasi ini mengikuti gaya penulisan dalam bahasa Inggris atau untuk keperluan pengurutan Indonesia yang cenderung menuliskan kata sebagaimana pengucapannya.abjad, sedangkan transkripsi lebih banyak penggunaannya dalam bahasa.
Transliterasi
Transkripsi
al-Din
ad-Din
al-Nawawi
an-Nawawi
al-Rahman
ar-Rahman
al-Tirmidzi
at-Tirmidzi





Ditulis dengan huruf kapital (Al) atau tidak (al).
Al
al
Al-Qur'an
al-Qur'an
Al-Bukhari
al-Bukhari
Al-Albani
al-Albani

Penulisan I’rab (pembacaan)
Penulisan kata majemuk yang berubah cara pembacaannya dapat dilakukan menurut alih aksara asal unsur kata atau alih bunyi.
Transliterasi asal
Transkripsi
Abu Abdullah
Abu Abdillah
Abu Abdurrahman
Abu Abdirrahman
Ali bin Abu Thalib
Ali bin Abi Thalib
Sidratul Muntaha
Sidratil Muntaha


Alih Aksara Qalam
Beberapa penulis menggunakan sumber berbahasa Inggris beserta alih aksaranya. Dalam bahasa Inggris, yang sering digunakan adalah alih aksara Qalam. Kadang-kadang, perbedaan alih aksara tersebut dengan alih aksara kritis Indonesia menimbulkan kesalahpahaman dan kekeliruan pembacaan.
Penulisan Arab
Alih aksara Qalam (Inggris)
Alih aksara kritis (Indonesia)
Kata dari alih aksara Qalam
Kata dari alih aksara kritis
ـُ
O
u
Omar, Othman, Osama
Umar, Utsman, Usamah
ث
Th
ts
Othman, hadith, Haditha, Ibn Kathir, Yathrib
Utsman, hadits, Haditsah, Ibnu Katsir, Yatsrib
Dh
dz
Abu Dhar, Al-Tirmidhi
Abu Dzar, At-Tirmidzi
ش
Sh
sy
Aisha, Quraish, Shihab, Shia
Aisyah, Quraisy, Syihab, Syi'ah
ص
S
sh
sahih
shahih
Z
zh
al-Hafiz
al-Hafizh
ة
t, h (luluh dalam penyerapan)
t, h*
Abraha, Aqaba, Amina, Aisha, Alqama, fitna, Haditha, Shia, sura, Osama
Abrahah, Aqabah, Aisyah, Alqamah, fitnah, Haditsah, Syi'ah, surah, Usamah

Hamzah
Hamzah ditransliterasikan dengan apostrof (‘), namun hanya berlaku pada hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata.
Contoh : syai’un
ta’khudzuhu














BAB III
PENUTUP
A.             Kesimpulan
Tema berasal dari bahasa Yunani “thithenai”, berarti sesuatu yang telah diuraikan atau sesuatu yang telah ditempatkan. Dalam karang mengarang, tema adalah pokok pikiran yang mendasari karangan yang akan disusun. Dalam tulis menulis, tema adalah pokok bahasan yang akan disusun menjadi tulisan. Topik didefinisikan sebagai hal yang pertama kali ditentukan ketika penulis akan membuat tulisan, atau bisa disebut juga tahap awal dalam proses penelitian atau penyusunan karya ilmiah. Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain. Dalam artikel, judul sering disebut juga kepala tulisan.
transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf kejenis huruf lainnya, misalkan alih aksara dari aksara jawa kehuruf latin dari aksara arab kehuruf latin. Kata dari bahasa Arab yang diserap ke dalam bahasa Indonesia mengalami penyederhanaan atau perubahan, baik dalam hal penulisan maupun pengucapannya. Sebagai contoh, huruf ق (qaf) pada Irak, Ya’kub, akhlak, fikih, kadar, dan kaidah telah diserap menjadi K. Sedangkan pada Qur’an dan Masjidil Aqsa tetap bentuknya dan dialihaksarakan sebagai Q.
B.                 Saran
Dari beberapa penjelasan di atas tentang topik, tema, judul dan Transliterasi Arab Latin pasti tidak terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat dan penyusunan. Penulis makalah ini menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan oleh para pembaca dan khususnya pembimbing. Oleh karena itu, kami mengharap kepada para pembaca dan dosen pembimbing mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun.


1 komentar:

  1. Ada Lam Syamsiyah dan ada Lam Qomariyah, sementara ada yang melafadhkan Lam Syamsiyah dengan Lam Qomariyah, seperti Al Din, mestinya Ad Din dengan alasan penulisan ilmiyah, mereka mengikuti penulis barat yang belum belajar ilmu tajwid... maklum deh... yg mengikuti sekedar latah-latahan ilmiyah katanya... ada lagi yg menafikan ikhfa seperti anfusakum... mestinya dibaca amfusakaum... nun terpengaruh dengan fa' sehingga masuk dalam huruh mim dalam pengucapan... vide Syifa'ul Janan dll.

    BalasHapus