TUGAS MANDIRI DOSEN PENGASUH
Ilmu Manajemen Rohana Faridah.,S.E, M.M.
“Resuman
Pengantar Manajemen”
Oleh
Norlaila Hayatti 1101160228
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI ANTASARI
FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
BANJARMASIN
2012
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala Puji Bagi
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau,
serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah,
atas karunia dan rahmat yang diberikan Allah, sehingga tugas ini
dapat diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Yang mana tugas ini
berjudul “ Resuman Pengantar Manajemen”
Dalam kesempatan ini
saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Rohana Faridah., S.E, M.M. yang
telah membimbing dalam membuat tugas manajemen ini sehingga saya dapat
memperoleh pengetahuan dan pengalaman dibidang manajemen.
Saya
menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam tugas
ini. Oleh karena itu, saya berharap ibu
bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan memotivasi untuk
lebih baik lagi.
Semoga bermanfaat
bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal a’lamiin.
Banjarmasin,
5 Juli 2012
Norlaila Hayati
Konsep Dasar Manajemen
Lahirnya konsep manajemen di tengah gejolak masyarakat sebagai
konsekuensi akibat tidak seimbangnya pengembangan teknis dengan kemampuan
sosial. Istilah manajemen diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang
berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan,
kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya.
Pendapat para ahli mengenai batasan manajemen:
1.
John
D. Millett membatasi manajemen adalah suatu proses pengarahan dan pemberian
fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk
mencapai tujuan. Millett lebih menekankan bahwa manajemen sebagai suatu proses,
yaitu suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lain saling berurutan.
2.
James
A.F. Stoner dan Charles Wankel memberikan batasan manajemen sebagai berikut.
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya
organisasi lainnya demi tercapainya tujuan organisasi. Menurut mereka proses adalah
cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan.
3.
Paul
Hersey dan Kenneth H. Blanchard memberikan batasan manajemen sebagai suatu
usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai
tujuan organisasi.
Dalam buku ini manajemen diberi batasan sebagai berikut, manajemen
adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian
terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Filsafat manajemen
adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan
dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Filsafat
manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan seorang manajer. Filsafat manajemen
juga memberikan desain sehingga seorang manajer dapat mulai berpikir. Dalam filsafat
manajemen terkandung dasar pandangan hidup yang mencerminkan keberadaan,
identitas, dan implikasinya guna mewujudkan efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan
manajemen.
Manajemen adalah
ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen sebagai
suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan
pengetahuan yang terorganisasi. Manajemen sebagai ilmu titik beratnya terletak
pada metode keilmuan. Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan di atas kalau dibandingkan
akan memperoleh karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu yaitu
bersifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif. Manajemen dikatakan sebagai
suatu ilmu sehingga seorang manajer juga memiliki sikap ilmiah seperti yang
harus dimiliki para ilmuwan.
Manajemen sebagai seni bukan berarti seni dalam arti formal tetapi
merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan
prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber
daya alam secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Tujuan manajemen
adalah sesuatu yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu
dan menyarankan pengarahan kepada usaha seorang manajer. Berdasarkan pengertian
di atas minimum dapat diambil empat elemen pokok, yaitu:
1.
Sesuatu
yang ingin direalisasikan,
2.
Cakupan,
3.
Ketepatan,
4.
Pengarahan.
Pada umumnya, tujuan dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu :
1.
Tujuan
organisasi secara makro,
2.
Tujuan
manajer pada seluruh hierarki organisasi, dan
3.
Tujuan
individu.
Manajer adalah seorang yang bertindak sebagai perencana,
pengorganisasian, pengarah, pemotivasi, serta pengendali orang dan mekanisme
kerja untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk
mempengaruhi para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja
secara lebih efisien dan efektif.
Klasifikasi manajer menurut hierarkinya dalam organisasi, yaitu :
a)
Manajer
puncak (Top Manager)
b)
Manajer
menengah (Middle manager)
c)
Manajer
hierarki pertama (first line manager atau supervisory manager)
Proses manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus
dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Rangkaian aktivitas
dimaksudkan adalah merupakan fungsi seorang manajer.
Fungsi manajer ke dalam organisasi dapat dilihat dari dua sudut
berikut :
1.
Fungsi
manajer dari sudut proses, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian, dan pengendalian.
2.
Fungsional
manajer dari sudut spesialisasi kerja, yaitu keuangan, ketenagakerjaan,
pemasaran, pembelian, produksi, dan sejenisnya.
Sedangkan fungsi manajer ke luar organisasi meliputi aktivitas yang
berhubungan dengan para pihak luar organisasi, yang meliputi aktivitas yang
berhubungan dengan segi yuridis, keuangan, administrative, hubungan antara
manusia, dan sebagainya.
Perkembangan Konsep Manajemen
Terdapat tiga
mazhab (aliran) manajemen yang mengikuti perkembangannya. Pertama, Mazhab
Klasik yang terbagi menjadi dua cabang, yaitu manajemen ilmiah dan teori
organisasi klasik. Kedua, Mazhab perilaku dan ketiga Mazhab ilmu Manajemen.
Para pengembang manajemen ilmiah adalah Robert Owen, Charles Babbage, Frederik
W. Taylor, Henry L. Gantt dan Pasangan Gilbert. Mazhab perilaku timbul karena
temuan para manajer bahwa dengan pendekatan klasik, efisiensi produksi dan keselarasan
kerja yang sempurna tidak dapat diwujudkan. Pengembang Mazhab Perilaku ini
adalah Hugo Munsterberg dan Elton Mayo.
Mazhab ilmu manajemen dilatarbelakangi oleh lahirnya riset operasi
yang dibentuk oleh pemerintah inggris untuk menghadapi sejumlah permasalahan
baru yang rumit dalam peperangan yang harus segera dipecahkan pada permulaan perang
dunia ke-2.
Adanya integrasi perspektif dari beberapa mazhab merupakan suatu
pendekatan konseptual yang segar bagi bidang manajemen. Terdapat dua mazhab
yang terintegrasi yaitu pendekatan sistem dan pendekatan kontingensi.
Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sebuh sistem yang terpadu
dengan maksud tertentu yang terdiri atas komponen yang berhubungan. Sedangkan
pendekatan kontingensi dikembangkan oleh para manajer yang berusaha untuk
menerapkan konsep-konsep dari mazhab-mazhab utama ke dalam situasi yang nyata.
Perencanaan
Perencanaan adalah proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan
dan menentukan cakupan pencapaiannya. Merencanakan berarti mengupayakan
penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya lainnya untuk
mencapai tujuan. Suatu perencanaan adalah suatu aktivitas integratif yang
berusaha memaksimumkan efektivitas seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu
sistem, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Perencanaan minimum memiliki tiga karakteristik :
1.
Perencanaan
harus menyangkut masa yang akan datang.
2.
Terdapat
suatu elemen identifikasi pribadi atau organisasi.
3.
Masa
yang akan datang, tindakan dan identifikasi pribadi serta organisasi.
Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis
untuk menjalankan suatu pekerjaan.
Proses perencanaan meliputi aktivitas :
1.
Prakiraan
(forecasting)
2.
Penetapan
Tujuan (establishing objective)
3.
Pemrograman
(programming)
4.
Penjadwalan
(scheduling)
5.
Penganggaran
(budgeting)
6.
Pengembangan
prosedur (developing procedure)
7.
Penetapan
dan interpretasi kebijakan (establishing and interpreting policies)
Berdasarkan aktivitas perencanaan, berikut langkah-langkah penting
dalam pekerjaan perencanaan :
1.
Menjelaskan
permasalahan
2.
Usaha
memperoleh informasi terandal tentang aktivitas yang direncanakan
3.
Analisis
dan klasifikasi informasi
4.
Menentukan
dasar perencanaan dan batasan
5.
Menentukan
rencana berganti
6.
Memilih
rencana yang diusulkan
7.
Membuat
urutan kronologis mengenai rencana yang diusulkan
8.
Mengadakan
pengendalian kemajuan terhadap rencana yang diusulkan
Dalam setiap organisasi, perencanaan disusun dalam suatu hierarki
yang sejajar dengan struktur organisasi. Stoner dan Wankel mengklasifikasikan
rencana menjadi dua jenis utama, yaitu rencana strategis dan rencana
operasional. Rencana strategis dirancang untuk mencapai tujuan organisasi yang
luas, yaitu untuk melaksanakan misi yang merupakan satu-satunya alasan
kehadiran organisasi tersebut. Perencanaan strategis adalah proses pemilihan
tujuan organisasi, penentuan kebijakan dan program yang perlu untuk mencapai
sasaran dan tujuan tertentu, serta penetapan metode yang perlu untuk menjamin
agar kebijakan dan program strategis itu dilaksanakan. Perencanaan strategis
adalah proses perencanaan jangka panjang yang formal untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi.
Rencana operasional memberikan deskripsi tentang bagaimana rencana
strategis dilaksanakan. Rencana operasional terdiri atas rencana sekali pakai
dan rencana tetap. Rencana sekali pakai terdiri atas program, proyek dan
anggaran. Sedangkan rencana tetap terdiri atas kebijakan, prosedur standard an
peraturan.
Catanese dan Snyder membuat dikotomi teori perencanaan, yaitu berusaha
menjelaskan bagaimana sistem sosial berjalan dan menyediakan peralatan serta
teknik untuk mengendalikan dan mengubah sistem sosial. Jadi, dua jenis teori
perencanaan tersebut adalah Teori Operasi Sistem yang memaparkan sejumlah
disiplin akademis tradisional karena tidak ada disiplin tunggal yang mencakup
seluruh aspek penting dari sistem sosial. Teori yang kedua adalah Teori
Perubahan Sistem yang menyajikan hampir
seluruh latar belakang dan teknik dari disiplin ilmu terapan di samping dari
disiplin ilmu tradisional.
Efektivitas penting bagi setiap manajer, namun seringkali dalam
pengembangan perencanaan yang efektif manajer mengalami hambatan. Terdapat dua
hambatan utama terhadap pengembangan rencana yang efektif, yaitu penolakan dari
dalam diri perencana terhadap penentuan tujuan dan pembuatan rencana untuk
memecahkannya. Hambatan yang kedua karena keengganan yang lazim dari para
anggota organisasi untuk menerima rencana karena perubahan yang akan
ditimbulkannya.
Perencanaan rasional memiliki beberapa model, antara lain PERT dan
CPM, Model Pemrograman Linear, Model Biaya manfaat, Model Masukan-masukan,
serta Model Simulasi Dinamik. Program Linear merupakan teknik analisis
kuantitatif yang mengandalkan model matematika atau model simbolik sebagai
wadahnya. Model Simulasi Dinamik merupakan himpunan persamaan yang
menggambarkan sistem lingkungan ekonomi.
Pengorganisasian
Organisasi didefinisikan sebagai sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerja sama untuk merealisasikan tujuan bersama. Organisasi
mengandung tiga elemen yang saling berhubungan yaitu sekelompok orang,
interaksi dan kerjasama, serta tujuan bersama.
Salah satu ciri utama dari suatu organisasi adalah adanya sekelompok
orang yang menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma, peraturan, ketentuan,
dan kebijakan yang telah dirumuskan dan masing-masing pihak siap untuk
menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Ciri yang kedua adalah dalam suatu
organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang saling mengadakan hubungan
timbale balik, saling member dan menerima, dan juga saling bekerja sama untuk
melahirkan dan merealisasikan maksud, sasaran, dan tujuan. Ciri yang ketiga
adalah dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang saling
berinteraksi dan bekerja sama tersebut diarahkan pada suatu titik tertentu yaitu
tujuan bersama dan ingin direalisasikan.
Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Dalam pengorganisasian diperlukan tahapan seperti mengetahui denga jelas yang hendak dicapai, deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu, klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis, memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan, penunjukan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya, mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk.
Pengorganisasian adalah pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan pekerjaan, penetapan hubungan antarpekerjaan yang efektif di antara mereka, dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang wajar sehingga mereka bekerja secara efisien. Dalam pengorganisasian diperlukan tahapan seperti mengetahui denga jelas yang hendak dicapai, deskripsi pekerjaan yang harus dioperasikan dalam aktivitas tertentu, klasifikasi aktivitas dalam kesatuan yang praktis, memberikan rumusan yang realistis mengenai kewajiban yang hendak diselesaikan, sarana dan prasarana fisik serta lingkungan yang diperlukan untuk setiap aktivitas atau kesatuan aktivitas yang hendak dioperasikan, penunjukan sumber daya manusia yang menguasai bidang keahliannya, mendelegasikan otoritas apabila dianggap perlu kepada bawahan yang ditunjuk.
Manajemen yang efektif meliputi pemahaman terhadap empat ciri utama
individu dan pengetahuan tentang hubungannya. Empat ciri utama dari individu
yang mempengaruhi efektivitas organisasi yaitu persepsi, sikap, kepribadian,
dan belajar.
J.W.McDavid dan M.Harari mendefinisikan kelompok sebagai suatu
sistem yang terorganisasi yang terdiri atas dua orang atau lebih yang saling
berhubungan sedemikian rupa sehingga sistem tersebut melakukan fungsi tertentu,
memiliki serangkaian peran hubungan antaraggotanya, dan memiliki serangkaian
norma yang mengatur fungsi kelompok dan tiap-tiap anggotanya. Dua tipe
kelompok, yaitu kelompok formal dan kelompok informal dibentuk karena beberapa
alasan. Alasan yang dimaksud Gibson
adalah Pemuasan Kepuasan, Kedekatan dan Daya Tarik, Tujuan Kelompok, dan
Alasan Ekonomi.
Gibson dan kawan-kawan menekankan bahwa struktur bertalian dengan
hubungan yang relatif pasti yang terdapat di antara pekerjaan dalam organisasi.
Hubungan yang pasti tersebut timbul dari proses keputusan sebagai berikut:
1.
Pembagian
kerja (division of labor)
2.
Departementalisasi
(departementalization)
3.
Rentang
kendali (span of control)
4.
Delegasi
(delegation)
Dalam organisasi modern terdapat tiga bentuk struktur organisasi
yang secara formal disusun menurut fungsi, menurut produk atau pasar, dan dalam
bentuk matriks.
Dalam suatu organisasi prinsip amat diperlukan, terutama dapat
dijadikan pedoman sehingga organisasi menjadi tumbuh dan berkembang. Prinsip
organisasi yang dimaksud adalah Organisasi dan Tujuan, Esensi organisasi,
Tanggung jawab dan otoritas, Spesialisasi untuk efisiensi, dan Rentang kendali.
Ada pula prinsip yang dipandang bermanfaat dalam mengelola organisasi. Prinsip
tersebut memberikan pedoman untuk menyusun suatu sistem tugas dan otoritas yang
saling berkaitan. Lima prinsip structural yang dimaksud adalah Prinsip
pembagian kerja, Prinsip satu arah, Prinsip sentralisasi, Prinsip otoritas dan
tanggung jawab, Prinsip rantai komando.
Dua aspek utama struktur organisasi adalah pembagian kerja dan
departementalisasi. Dalam stuktur organisasi tujuan utama dua aspek penting
tersebut adalah untuk memudahkan proses komunikasi, pengambilan keputusan,
evaluasi hasil kerja, imbalan, sosialisasi, dan karier. Kelima aktivitas
tersebut merupakan proses organisasi.
Pengembangan organisasi adalah upaya jangka panjang yang didukung
manajemen puncak untuk memperbaiki proses pemecahan permasalahan dan proses
pembaruan organisasi, khususnya melalui diagnosis dan manajemen budaya
organisasi yang lebih efektif dan kolaboratif dengan tekanan khusus pada tim
kerja formal, tim sementara, dan budaya antar kelompok dengan bantuan konsultan
yang bertindak sebagai katalisator dan penggunaan teori dan teknologi psikologi
terapan, termasuk penelitian tindakan.
Pengarahan
Pengarahan
diberikan batasan sebagai suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan
instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan. Pengarahan berarti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus
mereka kerjakan atau tidak boleh mereka kerjakan. Pengarahan mencakup berbagai
proses operasi standar, pedoman dan buku panduan, bahkan manajemen berdasarkan
sasaran. Pengarahan merupakan metode untuk menyalurkan perilaku bawahan dalam
aktivitas tertentu dan menghindari aktivitas lain dengan menetapkan peraturan
dan standar, kemudian memastikan bahwa peraturan tersebut dipatuhi. Jadi,
pengarahan menentukan atau melarang jenis perilaku tertentu.
Secara umum tujuan pengarahan yang ingin dicapai pada setiap sistem
perusahaan maupun organisasi adalah sebagai berikut :
1.
Menjamin
Kontinuitas Perencanaan
2.
Membudayakan
Prosedur Standar
3.
Menghindari
Kemangkiran yang Tak Berarti
4.
Membina
Disiplin Kerja
5.
Membina
Motivasi yang Terarah
Suatu komunikasi dapat diberikan batasan. Salah satu batasan umum
dan seringkali berlaku pada beberapa
sistem organisasi adalah proses penyampaian informasi atau pengertian dari
pengirim pesan kepada penerima dengan menggunakan tanda atau symbol yang sama,
baik bersifat oral maupun bukan oral. Dalam hubungannya dengan struktur
organisasi, informasi dapat mengalir vertical, horizontal, maupun diagonal.
Salah satu alat untuk menyampaikan informasi yang paling sering
digunakan dalam sistem pengorganisasian dan memiliki konteks yang erat dengan
pengarahan adalah laporan. Laporan yang
efektif minimum memenuhi kriteria sebagai berikut :
1.
Benar
dan objektif
2.
Jelas
dan terandal
3.
Efektif
4.
Tegas
dan taat asa (konsisten)
5.
Tepat
waktu
6.
Lengkap
7.
Tepat
sasaran
Pemotivasian
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam Machrony mendefinisikan
motivasi sebagai keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan
energy, mendorong kegiatan, dan mengarah atau menyalurkan perilaku kea rah
mencapai kebutuhan yang member kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Motivasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.
Setiap
perasaan atau kehendak dan keinginan yang sangat memengaruhi kemauan individu
sehingga individu tersebut didorong untuk berperilaku dan bertindak.
2.
Pengaruh
kekuatan yang menimbulkan perilaku individu.
3.
Setiap
tindakan atau kejadian yang menyebabkan berubahnya perilaku seseorang.
4.
Proses
yang menentukan gerakan atau perilaku individu kepada tujuan.
Setiap individu memiliki beragam kebutuhan. Seluruh kebutuhan
tersebut berkompetensi untuk melahirkan perilakunya. Kebutuhan paling kuatlah
yang akan memimpin perilaku individu. Suatu kebutuhan akan berkurang
kekuatannya apabila kebutuhan tersebut sudah dipuaskan. Paul Hersey dan Kenneth
H. Blanchard mengemukakan bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan disebabkan
hal-hal berikut :
1.
Pemuasan
kebutuhan
2.
Pemblokiran
pemuasan kebutuhan
3.
Ketegangan
kognitif
4.
Frustrasi
5.
Rasionalisasi
6.
Regresi
7.
Fiksasi
8.
Resignasi
9.
Kekuatan
motif yang meningkat
Motivasi seseorang akan ditentukan oleh stimulusnya. Stimulus yang
dimaksud merupakan mesin penggerak motivasi seseorang sehingga menimbulkan
pengaruh perilaku orang yang bersangkutan.
Dalam praktik, hampir setiap perusahaan menganut caranya sendiri
yang kurang lebih tradisional dalam mendesain motivasi. perbedaan yang terdapat
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dalam pemberian motivasi hampir
selalu terletak dalam gaya, selera, atau tekanan, dan bukan dalam jenisnya.
Pada umumnya bentuk motivasi yang sering dianut oleh perusahaan meliputi empat
elemen utama, yaitu Kompensasi Bentuk Uang, Pengarahan dan Pengendalian,
Penetapan Pola Kerja yang Efektif dan Kebajikan.
Teori motivasi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu :
1)
Teori
kepuasan yang berorientasi pada faktor dalam diri individu yang menguatkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku.
2)
Teori
proses yang mndeskripsikan dan menganalisis bagaimana perilaku dikuatkan,
diarahkan, didukung, dan dihentikan.
Salah satu cara untuk mengukur motivasi kerja karyawan adalah
dengan menggunakan teori pengharapan. Teori pengharapan mengemukakan bahwa
adalah bermanfaat untuk mengukur sikap para individu guna membuat diagnosis
permasalahan motivasi. Pengukuran semacam ini dapat membantu manajemen sumber
daya manusia mengerti mengapa para karyawan terdorong untuk bekerja atau tidak,
apa yang merupakan kekuatan motivasi di berbagai bagian dalam perusahaan, dan
berapa jauh berbagai cara pengubahan dapat efektif demi memotivasi kinerja.
Pengendalian
Pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesain sistem umpan
balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standar yang telah
ditetapkan, menentukan apakah terdapat penyimpangan dan mengukur signifikansi
penyimpangan tersebut, dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk
menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat
mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai sasaran perusahaan.
Empat langkah dalam pengendalian yaitu menetapkan standar dan metode
untuk pengukuran kinerja, mengukur kinerja, membandingkan kinerja sesuai dengan
standar, dan mengambil tindakan perbaikan.
Dalam organisasi umum maupun organisasi bisnis terdapat beberapa
faktor yang menuntut perlunya dioperasikan fungsi pengendalian. Faktor yang
dimaksud adalah Perubahan dalam lingkungan, Kompleksitas organisasi, Kesalahan
yang serius terjadi, dan Dampak delegasin wewenang.
Dalam setiap sistem pengendalian, terdapat empat elemen pokok yang
satu sama lain berlangsung dalam urutan yang kronologis dan kontinu serta di
antara keempat elemen pokok tersebut berhubungan. Keempat elemen pokok
pengendalian yang dimaksud adalah :
1.
Kondisi
atau karakteristik yang dikendalikan.
2.
Instrument
atau metode sensor untuk mengukur kondisi atau karakteristik yang dikendalikan.
3.
Kelompok,
unit, atau instrument kendali yang akan membandingkan data yang diukur dengan
pekerjaan yang direncanakan dan mengarahkan mekanisme perbaikan untuk memenuhi
kebutuhan.
4.
Kelompok
atau mekanisme yang bergerak dan mampu mengadakan inovasi dalam sistem operasi.
Terdapat beberapa klasifikasi pengendalian yang harus dilakukan
oleh seorang manajer. Klasifikasi tersebut bisa dilihat dari sistem maupun
waktu pelaksanaannya. Ditinjau dari sistem pelaksanaannya, pengendalian dapat
diklasifikasikan menjadi sistem pengendalian umpan balik, pengendalian umpan
maju, dan pengendalian pencegahan.
Pada umumnya dalam organisasi, proses pengendalian yang ditempuh
oleh manajer meliputi penetapan hasil yang diinginkan, penentuan predictor
hasil, penentuan standar atas predictor dan hasil, penentuan jaringan informasi
dan umpan balik, serta penilaian informasi dan pengendalian tindakan perbaikan.
Pengendalian sebagai suatu sistem, seperti halnya sistem-sistem
yang lain memiliki karakteristik tertentu. Namun demikian, arti penting
karakteristik tersebut berlaku relatif, artinya pada kondisi yang berbeda,
karakteristik itu pun berbeda pula. Pada kondisi yang sama, karakteristik
tersebut berlaku sama. Secara umum pengendalian yang efektif mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
1.
Akurat
2.
Tepat
waktu
3.
Objektif
dan Komprehensif
4.
Dipusatkan
pada Tempat PengendalianStrategis
5.
Secara
Ekonomi Realistik
6.
Secara
Organisasi Realistik
7.
Dikoordinasikan
dengan Arus Pekerjaan Organisasi
8.
Fleksibe
9.
Preskriptif
dan Operasional
10.
Diterima
Para Anggota Organisasi
Kepemimpinan
Banyak ilmuwan dan ahli penelitian perilaku telah memberikan
batasan mengenai kepemimpinan. Salah satu ilmuwan dan ahli penelitian perilaku
yang telah memberikan batasan mengenai kepemimpinan, yaitu Ralph M. Stogdill.
Batasan yang diajukan adalah manajerial sebagai proses pengarahan dan
mempengaruhi aktivitas yang dihubungkan dengan tugas dari para anggota
kelompok.
Kualifikasi kepemimpinan yang memungkinkan seorang manajer
memainkan perannya dalam menopang kondisi yang ada meliputi hal-hal berikut:
1.
Watak
dan Kepribadian yang Terpuji
2.
Prakarsa
yang Tinggi
3.
Hasrat
Melayani Bawahan
4.
Sadar
dan Paham Kondisi Lingkungan
5.
Intelegensi
yang Tinggi
6.
Berorientasi
ke Masa Depan
7.
Sikap
Terbuka dan Lugas
8.
Widiasuara
yang Efektif
G.R Terry sebagai salah seorang pengembang ilmu manajemen
mengemukakan tipe kepemimpinan sebagai berikut :
1.
Kepemimpinan
Pribadi
2.
Kepemimpinan
Nonpribadi
3.
Kepemimpinan
Otoriter
4.
Kepemimpinan
Demokratis
5.
Kepemimpinan
Paternalistik
6.
Kepemimpinan
Menurut Bakat
Pada organisasi pekerjaan, kemampuan untuk mempengaruhi, mendesak,
dan memotivasi para bawahan, disamping tempat, penentuan waktu, penggunaan
informasi, dan efisien didasarkan juga pada otoritas menjadi dua, yaitu
otoritas posisi dan otoritas pribadi.
Delegasi wewenang adalah pelimpahan atau pemberian otoritas dan
tanggung jawab dari pemimpin atau kesatuan organisasi kepada seseorang atau
kesatuan organisasi lain untuk melakukan aktivitas tertentu. Hal ini didasarkan
bahwa pada esensinya hampir tidak ada seorang manajer yang dapat secara pribadi
menyelesaikan secara penuh menyelia seluruh tugas organisasi. Dengan demikian,
terlihat betapa pentingnya delegasi wewenang oleh manajer kepada bawahan demi
efisiensi, terlihat betapa pentingnya delegasi wewenang oleh manajer kepada
bawahan demi efisiensi fungsi setiap organisasi.
Kepemimpinan yang efektif menurut Chemers banyak bergantung pada
beberapa variabel, seperti kultur organisasi, sifat dari tugas dan aktivitas
kerja, dan nilai serta pengalaman manajerial. Determinan yang memengaruhi
efektivitas kepemimpinan mencakup kepribadian, pengalaman masa lampau, dan
harapan dari atasan, kepribadian dan perilaku atasan, karakteristik, harapan,
dan perilaku bawahan, persyaratan tugas, kultur dan kebijakan organisasi, harapan
serta perilaku rekan sekerja.
Teori kepemimpinan situasional adalah teori kepemimpinan yang
didasarkan pada hubungan kurva linear diantara perilaku tugas. Perilaku
hubungan, dan kematangan. Teori ini mencoba menyiapkan manajer dengan beberapa
pengertian mengenai hubungan di antara gaya kepemimpinan yang efektif dan taraf
kematangan para bawahan.
Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi
kemudian menetapkan berbagai alternative yang dianggap paling rasional dan
sesuai dengan lingkungan organisasi. Jadi, mengambil keputusan berarti memilih
dan menetapkan satu alternative yang dianggap paling menguntungkan dari
beberapa alternative yang dihadapi. Alternative yang ditetapkan merupakan
keputusan. Kualitas dari keputusan yang diambil tersebut merupakan standar dari
efektivitas mereka. Herbert A. Simon telah mengembangkan klasifikasi jenis
keputusan yang berbeda, yaitu keputusan yang diprogram dan keputusan yang tidak
diprogram. Herbert A. Simon juga mengajukan model yang bermanfaat sebagai dasar
dalam proses pengambilan keputusan. Model yang diajukan terdiri atas tiga tahap
pokok, yaitu penelitian, desain, dan pemilihan.
Proses pengambilan keputusan yang diajukan Gibson dkk adalah
penetapan tujuan spesifik serta pengukuran hasilnya, identifikasi permasalahan,
pengembangan alternative, evaluasi alternative, seleksi alternative,
implementasi keputusan, pengendalian dan evaluasi.
Secara umum gaya pengambilan keputusan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
1.
Manajer
mengambil keputusan sendiri dengan menggunakan masukan informasi yang tersedia
pada waktu tertentu.
2.
Manajer
memperoleh informasi yang diperlukan dari para bawahan dan kemudian menetapkan
keputusan yang dipandang relevan. Peran yang dimainkan oleh orang lain adalah
lebih, dalam hal informasi yang diperlukan kepada manajer daripada rumusan atau
penilaian alternative.
3.
Manajer
membicarakan permasalahan yang dihadapi organisasi dengan para bawahan secara
individual dan mendapatkan gagasan dan saran-saran tanpa melibatkan para
bawahan sebagai suatu kelompok.kemudian manajer mengambil keputusan yang dapat
atau tidak dapat mencerminkan masukan atau intuisi maupun aspirasi para
bawahan.
4.
Manajer
membicarakan situasi keperluan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan
mengumpulkan gagasan dan saran bawahan tersebut dalam suatu konferensi atau
pertemuan kelompok. Keputusan yang diambil dapat atau tidak mencerminkan
masukan intuisi dan aspirasi para bawahan.
5.
Manajer
membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan
kelompok menyusun serta menilai alternative. Manajer tidak bermaksud untuk
memengaruhi para bawahan dan berkeinginan untuk menerima implementasi serta
merealisasikan setiap keputusan hasil musyawarah bersama.
Pada sebuah sistem keorganisasian, terdapat beberapa klasifikasi
pengambilan keputusan. Pemahaman terhadap kerangka kerja dan konsep pengambilan
keputusan akan memberikan nilai guna dalam pembahasan yang lebih dalam. Menurut
Davis kerangka kerja untuk pengambilan keputusan tersebut meliputi hal-hal
berikut :
1.
Sistem
pengambilan keputusan
2.
Pengetahuan
mengenai keluaran
3.
Tanggapan
keputusan
4.
Deskripsi
mengenai pengambilan keputusan
5.
Kriteria
untuk pengambilan keputusan
6.
Relevansi
konsep keputusan terhadap desain sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen secara umum dapat didefinisikan sebagai
sebuah sistem manusia atau mesin yang terintegrsi untuk menyajikan informasi
guna mendukung fungsi operasi organisasi.
Sistem pengolahan data dapat dilakukan melalui dua cara yaitu sistem
pengolahan data secara manual dan sistem pengolahan data secara otomatis.
Manajemen Mutu
Menurut Goetsch dan Davis, mutu merupakan suatu kondisi dinamis
yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan. Berdasarkan batasan mengenai mutu, manajemen
mutu terpadu didefinisikan sebagai suatu pendekatan dalam menjalankan usaha
yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus
menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Untuk mencapai manajemen mutu terpadu perlu diperhatikan
aspek-aspek berikut:
1.
Perhatian
pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
2.
Memiliki
obsesi yang tinggi terhadap mutu
3.
Menggunakan
pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah
4.
Memiliki
komitmen jangka panjang
5.
Membutuhkan
kerja sama tim
6.
Memperbaiki
proses secara berkesinambungan
7.
Menyelenggarakan
pendidikan dan pelatihan
8.
Memberikan
kebebasan yang terkendali
9.
Memiliki
kesatuan tujuan
10.
Adanya
keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
Gagasan dasar JIT sangatlah sederhana, yaitu berproduksi hanya
apabila ada permintaan atau memproduksi sesuatu yang diminta, pada saat
diminta, dan hanya sebesar jumlah yang diminta.
Sasaran implementasi JIT pada dasarnya terdiri atas persediaan,
waktu siklus, perbaikan yang berkesinambungan, dan penghapusan pemborosan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar