TUGAS BERSTRUKTUR DOSEN PENGASUH
Manajemen
Pemasaran Bank Devi Novianti, SE., MM.
“Strategi
Produk”
Oleh
Kelompok
5
Aidi Royansyah 1101160263
Norlaila
Hayati 1101160228
Nurlina
1101160233
Nurhidayah
1101160232
Rahmi
1101160238
Rubiyatul
Adawiyah 1101160244
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
ANTASARI
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
BANJARMASIN
2013
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala Puji Bagi
Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan salam kita haturkan
kepada junjungan Nabi Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat beliau,
serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah,
atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada penulis, sehingga makalah ini
dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan. Makalah
ini berjudul “Strategi Produk”.
Dalam kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Devi Noviyanti, SE., MM
selaku dosen pengasuh mata kuliah Manajemen Pemasaran Bank yang telah
memberikan pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis berharap pembaca bisa memberikan
kritik dan saran-saran yang membangun dan memotivasi penulis untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal a’lamiin.
Banjarmasin,
10 April 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai
sebuah lembaga atau perusahaan, perlu mengkomunikasikan setiap produk yang
ditawarkan agar masyarakat mengetahui dan memiliki minat untuk membeli manfaat
dari produk yang di tawarkan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Perusahaan/pasar
banyak menawarkan produknya, baik produk baru atau suatu pengembangan dari
produk yang lama. Diantara produk-produk tersebut ada yang gagal dan tidak
berhasil merebut kepuasan konsumen, karena selera pembeli atau konsumen yang
selalu berubah-rubah.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
2.1
Apa
yang dimaksud dengan produk?
2.2
Tingkatan
produk dan jasa dalam sebuah perusahaan?
2.3
Bagaimana
pengelolaan dalam sebuah produk dan siklus kehidupan produk?
1.3
Tujuan
Sebagai bahan diskusi dan untuk lebih mengetahui tentang strategi
produk dalam sebuah perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.[1]
Produk adalah apa saja, yang dapat ditawarkan kepada pasar agar dapat dibeli,
digunakan atau dikonsumsi, yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan
mereka.[2]
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar agar
menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat memuaskan
suatu keinginan atau kebutuhan.
Produk mencakup lebih dari sekadar barang-barang yang berwujud
(tangible). Dalam arti luas, produk meliputi objek-objek fisik, jasa, acara,
orang, tempat, organisasi, dan ide. Karena begitu penting dalam ekonomi dunia,
maka jasa juga diberikan perhatian khusus. Jasa (service) adalah bentuk produk
yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual
dan pada dasarnya tak berwujud serta tidak menghasilkan kepemilikan akan
sesuatu.[3]
Jasa memiliki empat karakteristik utama yang sangat mempengaruhi rancangan
program pemasaran:[4]
a.
Tidak
berwujud (intangibility)
b.
Tak
terpisahkan (inseparability)
c.
Bervariasi
(variability)
d.
Mudah
lenyap (perishability)
Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.
Perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan merumuskan penawaran yang
memberikan nilai bagi pelanggan sasaran. Penawaran ini menjadi dasar bagi
perusahaan dalam membangun hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan.
Penawaran pasar perusahaan sering kali meliputi barang dan jasa
yang berwujud. Masing-masing komponen bisa menjadi bagian kecil atau bagian
utama dari keseluruhan penawaran. Pada satu sisi, penawaran bisa terdiri dari
barang yang sepenuhnya berwujud tidak ada jasa yang menyertai produk. Pada sisi
yang lain, ada jasa sepenuhnya, di mana penawaran hanya terdiri dari jasa.[5]
Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelompok besar berdasarkan tipe
konsumen yang menggunakannya, produk konsumen dan produk industri. Dalam
definisi luas, produk juga meliputi entitas lain yang dapat dipasarkan seperti
pengalaman, organisasi, orang, tempat dan ide.
Produk konsumen adalah produk dan jasa yang dibeli oleh konsumen
akhir untuk konsumsi pribadi. Produk konsumen meliputi, sebagai berikut:
a.
Produk
kebutuhan sehari-hari, adalah produk dan jasa konsumen yang biasanya sering dan
segera dibeli pelanggan, dengan usaha pembandingan dan pembelian yang minimum.
b.
Produk
belanja, adalah produk dan jasa konsumen yang lebih jarang dibeli dan pelanggan
membandingkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya produk secara cermat.
c.
Produk
khusus, adalah produk dan jasa konsumen dengan karakteristik unik atau
identifikasi merek dimana sekelompok pembeli signifikan bersedia melakukan
usaha pembelian khusus.
d.
Produk
yang tak dicari, adalah produk konsumen yang mungkin tidak dikenal konsumen
atau produk yang mungkin dikenal konsumen tetapi biasanya konsumen tidak
berpikir untuk membelinya.
Produk
industri adalah produk yang dibeli untuk pemrosesan lebih lanjut atau untuk
digunakan dalam menjalankan bisnis. Tiga kelompok produk dan jasa industri
meliputi:[6]
a.
Bahan
dan suku cadang, mencakup bahan mentah serta bahan dan suku cadang manufaktur.
b.
Barang-barang
modal, adalah produk industri yang membantu produksi atau operasi pembeli,
termasuk peralatan instalasi dan aksesori.
c.
Persediaan
serta pelayanan, persediaan mencakup persediaan operasi serta barang perbaikan
dan pemeliharaan.
2.2
Tingkatan Produk dan Jasa dalam Sebuah Perusahaan
Dalam
merencanakan penawaran pasar, pemasar perlu berpikir lima tingkat produk. Tiap
tingkat menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan kelimanya membentuk suatu
hirarki nilai pelanggan. Lima tingkatan produk tersebut adalah sebagai berikut:[7]
1)
Manfaat
inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli
pelanggan.
2)
Produk
dasar (basic product), pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk
dasar.
3)
Produk
yang diharapkan (expected product), pemasar menyiapkan suatu produk yang diharapkan,
suatu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli
ketika mereka membeli produk itu.
4)
Produk
yang ditingkatkan (augmented product), pemasar menyiapkan produk yang
ditingkatkan yang memenuhi keinginan pelanggan itu melampaui harapan mereka.
5)
Produk
potensial (potential product), yang mencakup semua peningkatan dan transformasi
yang akhirnya akan dialami produk tersebut di masa depan.
Persaingan sekarang pada dasarnya terjadi ditingkat produk yang
ditingkatkan. Peningkatan produk mengarahkan pemasar untuk melihat pada
keseluruhan sistem konsumsi pembeli: cara seorang pembeli suatu produk
melaksanakan keseluruhan tugas apa pun yang ia sedang coba selesaikan ketika
menggunakan produk tersebut. Dengan cara ini, pemasar akan mengenali banyak
peluang untuk meningkatkan penawarannya dengan suatu cara yang efektif secara
kompetitif.
Menurut Levitt, persaingan baru bukanlah antara apa yang diproduksi
berbagai perusahaan dalam pabrik mereka, tetapi antara apa yang mereka
tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, pelayanan, iklan,
konsultasi bagi pelanggan, pendanaan, pengaturan pengiriman, pergudangan, dan
hal-hal lain yang orang anggap bernilai.
2.3
Keputusan dalam Pengelolaan Sebuah Produk
Ada
banyak hal yang harus diperhatikan dalam membuat keputusan-keputusan untuk
mengelola sebuah produk. Di mulai dengan keputusan tentang manfaat dari produk
tersebut. Manfaat produk yang ingin ditunjukkan pada konsumen dapat
dikomunikasikan dengan atribut-atribut produk. Aspek-aspek atribut produk
meliputi:[8]
a.
Kualitas/Mutu
Produk
Kuallitas atau mutu produk ini menunjukkan sejauh mana sebuah
produk berfungsi sebagaimana harusnya.
b.
Fitur
Produk
Fitur produk berperan menambah manfaat utama sebuah produk. Fitur
juga berfungsi membedakan sebuah produk dengan produk sejenis, tergantung
sejauh mana fitur yang ditawarkan dapat memenuhi harapan konsumen, dapat
menjadi penentu menangnya sebuah produk dalam persaingan.
c.
Desain
dan Kemasan Produk
Desain dan kemasan cukup menentukan sebagai atribut produk.
1)
Branding
(Pemerekan)
Merek
adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau kombinasi semua
ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk atau jasa.[9]
2)
Keputusan
pemerekan
Agar
tingkat ekuiti dari suatu merek bisa semaksimal mungkin, pemasar melakukan
keputusan pemerekan, dimana empat hal yang utama dalam keputusan ini, yaitu
sebagai beriku:[10]
a.
Pemilihan
nama merek
Dalam
pemilihan nama, paling tidak, pemasar harus memilih panduan atau menggunakan
kombinasinya yaitu menunjukkan manfaat produk, mudah diucapkan, berbeda serta
unik, dan dapat didaftarkan karena belum pernah ada yang menggunakan dan
mendaftarkannya pada Departemen Kehakiman.
b.
Brand
sponsor
Pemasar
bisa memilih apakah merek yang akan dikenakan itu berasal dari
perusahaan/pabrik sendiri, atau diberikan oleh salurannya.
c.
Licensing
Perusahaan
pemilik merek membuat kesepakatan dengan produsen-produsen tertentu agar
dibuatkan produk sesuai standar yang diinginkan. Perusahaan pembuat berhak
menggunakan merek pemilik tadi. Tentu saja sudah dengan aturan-aturan yang
disepakati.
d.
Co.branding
Perusahaan
kadang-kadang bekerjasama dengan perusahaan lain, untuk saling menunjukkan
mereknya.
3)
Strategi
Merek
Ada
empat pilihan strategi dalam merek, yaitu Line Extension, Brand Extension,
Multibrand, New Brand.[11]
4)
Packaging
dan lebeling
Packaging
adalah aktivitas mendesain dan memproduksi pembungkus produk. Labeling adalah
informasi penting yang diberikan kepada konsumen tentang isi kandungan, harga
dan berbagai informasi maupun grafis yang menunjang penampilan kemasan.[12]
2.3.1
Siklus Hidup Produk
Strategi
penetapan posisi dan diferensiasi perusahaan harus berubah karena produk,
pasar, dan pesaing berubah sepanjang waktu. Konsep siklus hidup produk dan
perubahan-perubahan yang lazim terjadi saat produk melalui masing-masing tahap
siklus hidup itu. Produk memiliki siklus hidup seperti berikut:
1)
Produk
memiliki umur yang terbatas.
2)
Penjualan
produk melalui berbagai tahap yang khas, masing-masing memberikan tantangan,
peluang, dan masalah yang berbeda bagi penjualnya.
3)
Laba
naik dan turun pada berbagai tahap yang berbeda selama siklus hidup produk.
4)
Produk
memerlukan strategi pemasaran, keuangan, manufaktur, pembelian, dan sumber daya
manusia yang berbeda dalam tiap tahap siklus hidupnya.
Siklus
hidup produk umumnya terbagi menjadi empat tahap:[13]
1)
Tahap
Perkenalan (Introduction)
Periode pertumbuhan penjualan yang lambat saat produk itu
diperkenalkan ke pasar. Pada tahap ini tidak ada laba karena besarnya
biaya-biaya untuk memperkenalkan produk. Karena diperlukan waktu untuk
meluncurkan produk ke beberapa pasar, pertumbuhan penjualan cenderung berjalan
lambat pada tahap ini. Laba akan negatif atau rendah pada tahap perkenalan.
2)
Tahap
Pertumbuhan (growth)
Periode penerimaan pasar yang cepat dan peningkatan laba yang
besar. Tahap pertumbuhan ditandai dengan peningkatan pesat penjualan. Selama
tahap ini, perusahaan menggunakan beberapa strategi untuk mempertahankan
pertumbuhan pasar yang pesat selama mungkin:
§ Perusahaan meningkatkan mutu produk serta menambahkan fitur produk
yang baru dan gaya yang lebih baik.
§ Perusahaan menambahkan mosdel baru dan produk penyerta (yaitu,
produk-produk dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi
produk utama).
§ Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
§ Perusahaan meningkatkan cakupan distribusinya dan memasuki saluran
distribusi baru.
§ Perusahaan beralih dari iklan yang membuat orang menyadari produk
ke iklan yang membuat orang lebih memilih produk tertentu.
§ Perusahaan menurunkan harga untuk menarik lapisan berikutnya yang
terdiri dari pembeli yang sensitive terhadap harga.
3)
Tahap
Kedewasaan/kematangan (maturity)
Periode penurunan pertumbuhan penjualan karena produk itu telah
diterima oleh sebagian besar calon pembeli. Laba stabil atau menurun karena
persaingan yang meningkat. Pada suatu titik, tingkat pertumbuhan penjualan akan
melambat, dan produk akan memasuki tahap kedewasaan relatif. Tahap ini biasanya
berlangsung lebih lama dari pada tahap-tahap sebelumnya, dan merupakan
tantangan berat bagi manajemen pemasaran. Tahap kedewasaan dibagi menjadi tiga
fase: kedewasaan bertumbuh, stabil, dan menurun.
4)
Tahap
Penurunan (decline)
Periode saat penjualan menunjukkan arah yang menurun dan laba yang
menipis. Penjualan merosot karena sejumlah alasan, termasuk kemajuan teknologi,
pergeseran selera konsumen, dan meningkatnya persaingan dalam dan luar negeri.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produk (product) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan. Produk mencakup lebih dari sekadar
barang-barang yang berwujud (tangible). Dalam arti luas, produk meliputi
objek-objek fisik, jasa, acara, orang, tempat, organisasi, dan ide. Jasa
(service) adalah bentuk produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat atau
kepuasan yang ditawarkan untuk dijual dan pada dasarnya tak berwujud serta
tidak menghasilkan kepemilikan akan sesuatu.
Ada
Lima tingkatan produk yaitu Manfaat inti (core benefit), Produk dasar (basic
product), Produk yang diharapkan (expected product), Produk yang ditingkatkan
(augmented product), Produk potensial (potential product). Siklus hidup produk
umumnya terbagi menjadi empat tahap yaitu tahap perkenalan, tahap pertumbuhan,
tahap kedewasaan/kematangan, dan terakhir adalah tahap penurunan.
3.2 Saran-saran
Dari penjelasan di atas tentang strategi produk pasti tidak
terlepas dari kesalahan penulisan dan rangkaian kalimat serta penyusunannya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang
diharapkan oleh pembaca dan khususnya pembimbing mata kuliah Manajemen
Pemasaran. Oleh karena itu, penulis mengharap kepada para pembaca (mahasiswa/i)
dan dosen pembimbing mata kuliah ini dapat memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun.
Daftar Pustaka
Amir, M.Taufiq. Dinamika Pemasaran-Jelajahi & Rasakan.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2005.
Kotler,
Philip. Manajemen Pemasaran-Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol.
1997.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia. 2005.
Kotler, Philip, Gary Amstrong. Prinsip-prinsip Pemasaran.
Jakarta: Erlangga. 2006.
[1]
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran-Marketing Management Analisis,Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol, (Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi,1998), edisi
Indonesia, hal 52.
[2] M.
Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran-Jelajahi dan Rasakan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), hal 8.
[3]
Philip kotler, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal 266.
[4]
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran-Marketing Management Analisis,Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol, hal 84-86.
[5]
Philip kotler, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2006),hal 267.
[6]
Philip kotler, Prinsip-prinsip Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2006), hal
269-270.
[7]
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran-Marketing Management Analisis, Perencanaan,
Implementasi, dan Kontrol, hal 53.
[8] M.
Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran-Jelajahi dan Rasakan, hal 144-146.
[9]
Philip kotler, Prinsip-prinsip Pemasaran, hal 275.
[10]
M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran-Jelajahi dan Rasakan, hal149-150.
[11]M.
Taufiq Amir, hal 152.
[12]
M. Taufiq Amir, Dinamika Pemasaran-Jelajahi dan Rasakan, hal 153.
[13]
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (PT Indeks Kelompok Gramedia, 2005), hal
361-371.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar